Tercebur Dua Kali

Ini cerita sih udah lama banget ya, tapi, saya masih ingat betul dengan kejadian ini. maklum ya, orang lola itu ingatannya besar. postingan ini sih cuma iseng-iseng doang, abisnya gak ada kerjaan lain .sukur-sukur sih postingan ini bisa menghibur *ngarep*

Tercebur Dua Kali

Pada saat aku berumur 5 tahun, aku mencoba untuk belajar mengendarai sepeda. Awalnya, aku dipaksa untuk belajar. Tapi, akhirnya aku mau juga, sesuai dengan kemauanku, karena, aku merasa iri, melihat teman-temanku yang sudah bisa mengendarai sepeda. Bisa, main kemana-mana.

Aku pun belajar sepeda dengan kakakku. Pagi-pagi, sekitar pukul 07.00 aku mulai belajar. Pertama-tama saya takut untuk menaikinya, karena rodanya hanya dua, biasanya saya mengendarai roda empat.

“Kakak, takut jatuh, kalo jatuh bagaimana, nanti lecet-lecet,”rengekku.

“Namanya juga belajar, pasti banyak tantangannya,”kata kakakku.

Aku pun naik ke sepeda. “Jaga keseimbangan ya!”kata kakakku.

“Iya, tapi, pegang dari belakang ya kak,”pintaku.

“Iyalah, pasti itu, kakak juga bantu doa kok, hehe…”jawab kakakku.

Akupun mulai menjalankan sepedaku dengan perlahan-lahan, karena takut jika jatuh. Tanpa aku sadari, kakakku melepaskan pegangannya di sepedaku. Karena, aku masih baru mengendarai sepeda, sepeda yang kunaiki mulai membelok ke kanan dan ke kiri, tidak jelas arahnya, keseimbangannya pun mulai tidak menentu.

Dan akhirnya.

Duk… Duk… Duk…

Aku menabrak gerobak tukang sayur yang tidak berdosa. Karena, gerobak tukang sayur itu berada di dekat selokan, aku tercebur ke dalam selokan. Setengah badanku tercebur ke dalam selokan. Begitu juga dengan sepedaku yang hanya tercebur setengah bagiannya.

“Hiks… Hiks… Hiks… Kakak!”isakku.

Kakakku yang melihat kejadian itu, langsung lari ke arah selokan yang di dalamnya ada aku. Kakakku langsung menolongku.

Ketika kakakku menolongku, baru setengah lebih badanku terangkat, dia sudah tidak kuat. Mungkin, nasib sial sedang ada di aku. Akhirnya, aku jatuh untuk yang kedua kalinya ke selokan.

Aku kembali menangis terisak, “Hiks… Hiks… Hiks…”

“Itu, bang, Tolongin kenapa, kasihan tuh!”suruh ibu yang sedang membeli sayur di abang-abang itu.

Akhirnya abang tukang sayur menolongku, walaupun sedikit terpaksa, terlihat dari raut mukanya.

“Gak, ikhlas banget sih ini orang. Tapi, tidak apa-apa lah, kan yang penting aku bisa sampai di atas”kataku dalam hati.

Setelah aku ditolong dan sampai di daratan. Aku dan kakakku diomelin sama sang penyelamatku alias Si abang tukang sayur yang tidak ikhlas itu.

“Hati-hati dong dek, kalau naik sepeda, tuh, lihat sayurannya ada yang jatuh kan!”tunjuk si abang tukang sayur yang mungkin usianya 30 tahunan.

Aku dan kakakku melihat sayuran yang memang jatuh itu di tanah, sepertinya sudah kotor dan rusak. Aku dan kakakku merasa sangat bersalah.

Akupun kembali menangis, karena melihat sayuran yang jatuh itu, “Hiks… Hiks… Hiks…”. Kakakku langsung memelukku dan ia ikut menangis.

Kakakku pun melepas pelukannya dan mengambil sepedaku, padahal dia tidak kuat untuk mengangkatnya, mungkin dia gengsi, kalau harus meminta tolong ke tukang sayur menyebalkan itu, dia berusaha mengangkat sepeda itu sendiri, aku tahu, kakakku tidak kuat, akupun ikut membantu dengan sekuat tenaga.

Akhirnya sepeda itu pun berhasil diangkat, dan kami kembali ke rumah, untuk membersihkan badanku yang baud an kotor. Sampai di rumah, mamaku kaget, melihat celana dan kakiku yang hitam, karena air selokan.

“Kenapa celana sama kakinya kotor?”tanya mamaku.

Kakakku tadi sempat bilang ke aku, kalau jangan bilang ke mama, kalau aku tercebur got. Makanya kakakku hanya diam.

Aku keceplosan bilang ke mamaku, “Itu tadi ke cebur got,”jawabku.

Kakakku memandangku dengan muka juteknya. Pasti dia marah sama aku, karena aku sudah membicarakan hal yang terjadi padaku.

“Iya, tadi pas lagi belajar sepeda, nabrak gerobak tukang sayur, terus ke cebur got, sayur abang tukang sayurnya juga ada yang jatuh,”lanjut kakakku dan kakakku menceritakan dari awal sampai akhir.

“Terus udah minta maaf belum?”tanya mamaku.

“Belum,”jawab kakakku.

“Ya udah mandi dulu sana,”

Mamaku pun langsung ke luar rumah untuk meminta maaf.

“Maafin anak saya, tadi udah nabrak gerobak sama jatuhin sayurannya,”kata mamaku.

“Yaudah deh, saya maafin aja lah,”kata si abang tukang sayur.

Mamaku pun kembali ke rumah. dan menasehati kakakku, “Adeknya kan belum bisa naik sepeda kok main dilepas aja!”. “Ya, tadi kan niatnya mau iseng doang, eh malah jatuh, kan tidak tahu mah,”kata kakakku.

“Ya udah lah, udah selesai kok masalahnya, abang tukang sayurnya juga udah maafin”kata mamaku.

Aku yang sedang mengobati luka di lututku pun tersenyum. Namun,sejak kejadian itu aku sedikit trauma dengan menaiki sepeda.

Maaf kalau gak menghibur ataupun malah jadi bikin bad mood, karena bukan salah saya ataupun postingan saya,melainkan anda yang salah,siapa suruh jadi bad mood :p *abaikan*

Leave a comment